LEGENDA DEWA “TRADING” (Legend
of The God of Trader)
“
Strategi trading sudah dia
pelajari, analisa teknikal menggunakan berbagai indikator dan analisa
berita sudah dipelajari dengan baik, bahkan selalu mencoba trading
simulasi dan hasilnya adalah untung / profit yang sangat banyak, tapi
begitu trading sungguhan malah sering mengalami rugi. Kadang-kadang
ruginya juga cukup besar. Kenapa ya???”. Pikiran itulah yang
selalu mengganggu Paijo. Dia pernah menjadi
seorang konsultan
trading futures di sebuah perusahaan pialang terbesar di
Nusantara. Nama lengkapnya adalah Roberto Paijo, biasa dipanggil Joe.
Usianya saat ini sekitar 30 tahun. Masih lajang. Tinggi badannya 165
cm, rambut hitam pendek jabrik, kulit sawo matang, hidung agak
mancung dan wajahnya kelihatan manis namun agak terlihat sedikit
mesum, apalagi kalau melihat cewek cantik berpakaian sexy. Hoby nya
adalah koleksi film-film bokep, terutama download dari internet. Dia
adalah salah seorang
wakil pialang, yaitu seorang konsultan
trading futures yang sudah lolos ujian dari Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).Untuk penjelasan singkat tentang trading "futures", silahkan baca
pengetahuan awal sebelum trading
Saat ini Paijo lagi nongkrong disebuah kafe di
kota Surabaya tempat diselenggarakannya Kompetisi “King of Trader
2034”. Dia lagi ngobrol bersama seorang wanita cantik berkulit
putih dengan rambut lurus hitam sepunggung. Wanita tersebut memakai
blazer hitam dengan celana jeans warna hitam juga. Wanita itu adalah
seorang ahli trading berusia 32 tahun, tapi penampilan terlihat lebih
muda 10 tahun. Dan banyak orang yang mengagumi kecantikannya. Dia
sering menjadi pembicara dalam acara seminar dan pelatihan trading.
Dialah sang ahli dan motivator trading terkenal yang bernama Yuri
Saklinov. Banyak orang yang menjadi mahir transaksi “futures”
setelah mengikuti pelatihannya. Paijo tampak menikmati pemandangan
indah belahan dada wanita cantik yang ada di depannya. Wajahnya yang
terlihat mesum kelihatan semakin mesum. Merasa diperhatikan seperti
itu, wanita cantik itu dengan tersenyum berkata ke Paijo, “ada yang
salah dengan saya mas???”. Paijo yang lagi galau masalah trading
menjadi terkejut dan mencoba bersikap wajar lagi. “Kemampuan ibu
dalam bidang trading / transaksi futures, benar-benar luar biasa.
Hanya ibu satu-satunya peserta wanita yang bisa lolos ke babak-5”.
Mendengar pujian itu, Yuri hanya tersenyum dengan senyuman yang
sangat manis, “tapi sayang sekali aku gagal melaju ke babak-6”.
“Tapi ibu masih jauh lebih baik dibanding saya. Saya Cuma masuk
babak-3 saja. Padahal saya sudah lebih dari 4 tahun belajar trading
di sebuah perusahaan pialang. Menurut ibu adakah metode yang cocok
untuk orang seperti saya?”.
“Sebenarnya kunci trading itu
yang pertama adalah menguasai kemampuan dasar trading, kedua
menguasai kemampuan pengelolaan resiko atau risk management, dan
ketiga memiliki penguasaan emosi diri. Dari ketiga hal tersebut, yang
paling sulit adalah penguasaan emosi diri. Untuk belajar penguasaan
emosi diri, salah satu cara terbaik adalah memiliki penasehat /
konsultan yang lebih berpengalaman dari kamu”. Untuk
informasi tentang pentingnya konsultan, bisa dilihat di ulasan tentang
menggunakan konsultan
“Ooooh rupanya begitu ya. Sepertinya
saya ini lemah dalam hal penguasaan diri. Terima kasih kasih banyak
atas ilmu dan waktunya Bu Yuri”. “Sama-sama mas Joe. Saya juga
berterima kasih sudah ditemani ngobrol”. “Oh ya sepertinya babak
final sudah dimulai. Saya mau melihat kesana dulu. Ngomong-ngomong
ibu keturunan Rusia ya?”. Dengan senyumnya yang manis, wanita canti
bernama Yuri tersebut menjawab pertanyaan Paijo, “Bukan. Saya asli
orang jawa. Bapak ibuku asli dari Mojokerto sejak lahir”. “Tapi
nama anda kok seperti nama Rusia? atau Orang tua anda ada yang
ngefans sama seorang tokoh Rusia mungkin??”. “Nggak juga kok mas
Joe. Nama YURI itu gabungan nama kedua orang tuaku. Ibuku bernama
YUGINEM dan Bapakku bernama SAPARI”. Paijo hanya
melongo mengetahui penjelasan itu. “Lalu nama belakang anda yang
SAKLINOV itu???”. Dengan tenang dan sedikit tersenyum manis, Yuri
menjawab “itu karena aku dilahirkan pada hari SAbtu KLIwon
bulan NOVember”. Glodhaaak.......!!! Paijo hampir pingsan
mendengar jawaban itu...... Setelah Paijo membayar kopinya di kasir,
akhirnya mereka berdua bersama orang-orang lain di kafe itu menuju
ruangan kompetisi untuk menyaksikan babak final kompetisi “King of
Trader 2034”.
Saat itu Paijo hanya bisa terkesima
melihat aksi para master trader dari berbagai wilayah di Nusantara
dalam memprediksi pergerakan harga emas dunia Locco London (LGD).
Rata-rata keakuratan prediksi mereka sejak babak penyisihan hingga
babak final, mencapai 90% lebih. Di babak final ini hanya tersisa 5
orang ahli trader yang berusaha memperebutkan gelar “KING OF
TRADER”. Dua trader dari Wilayah Jawa, dua trader dari Wilayah
Sumatera, satu trader dari Wilayah Sulawesi. King of Trader adalah
gelar bergengsi yang sangat diinginkan oleh hampir semua trader yang
ada di Negeri Nusantara. Saat itu Negeri Nusantara terbagi menjadi
lima wilayah besar; wilayah Sumatera dan sekitarnya, wilayah Jawa dan
sekitarnya, wilayah Kalimantan dan sekitarnya, wilayah Sulawesi dan
sekitarnya, wilayah Papua dan sekitarnya. Siapa yang menjadi King of
Trader akan mendapatkan hampir semua keinginannya. Biasanya dia akan
cepat meningkat harta kekayaannya baik yang berupa rumah mewah,
apartemen elite, mobil-mobil mewah maupun simpanan uang dan emas
dalam jumlah yang sangat luar biasa banyak. Hal ini karena selain
mereka memanfaatkan kemampuannya untuk trading sendiri, mereka
biasanya direkrut oleh milyader-milyader terkaya di negeri ini
sebagai konsultan untuk mengelola keuangan mereka di Pasar Modal
maupun Bursa Berjangka. Kompetisi “King of Trader” ini
diselenggarakan setiap lima tahun sekali. Periode sebelumnya yaitu
tahun 2029, yang mendapat gelar “King of Trader” adalah Ken
Drogba seorang trader handal dari Wilayah Sulawesi.
Di babak final sebelumnya 2029, yang
bisa lolos ke babak final hanya dua orang. Yang pertama adalah John
Jupri dari wilayah Jawa, sang ahli trading indeks saham Hangseng dan
Nikkei serta LGD (gold). Peserta yang kedua adalah Ken Droba dari
wilayah Sulawesi, yang ahli dalam trading forex dan gold. Gelar King
of Trader 2029 saat itu dimenangkan oleh Ken Drogba dari wilayah
Sulawesi. Dan kedua finalis periode sebelumnya sekarang lolos lagi ke
babak final tahun ini di tambah tiga finalis baru. King of Trader
tiga periode berturut-turut yaitu tahun 2014, tahun 2019 dan tahun
2024, yang bernama Sora Andaka dari wilayah Jawa, tidak ikut dalam
kompetisi lima tahunan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Trader
Nusantara (ATN). Dalam Komunitas para Trader, Sora Andaka sering
dijuluki oleh para ahli trader sebagai Dewa Trader atau “The God of
Trader”. Konon satu tahun setelah mendapatkan gelar King of Trader
nya yang ke-3, dia menghilang entah kemana. Bahkan kedua istrinya dan
kelima anaknya selalu bilang tidak tahu jika ada yang menanyakan
keberadaannya. Mereka hanya bilang jika sang Dewa Trader sudah pergi
ke luar negeri tanpa bilang ke negara mana. Anak-anak dan istrinya
lah yang sekarang mewarisi semua kekayaan materinya. Bahkan koleksi
mobil sport kesayangannya yang terdiri dari lima Ferrari dan 7
Lamborghini diserahkan ke anak-anaknya. Ada isu yang beredar kalau
sekarang sang Dewa “Trading” menjadi Konsultan Trading di sebuah
negara Eropa. Dari isu yang berkembang, dia meninggalkan negara
Nusantara karena banyaknya para milyader dan orang-orang kaya yang
memintanya bahkan memaksanya untuk menjadi Konsultan Trading mereka.
Juga ada isu lain kalau sang Dewa Trading dibunuh secara rahasia oleh
keluarganya sendiri karena ingin menguasai hartanya, tapi itu tidak
pernah terbukti sampai sekarang.
Paijo mengenali kelima peserta yang
berhasil maju ke babak final “King of Trader” 2034 tersebut.
Sejak babak penyisihan pertama hingga penyisihan ke-6, kelima peserta
itu berhasil lolos dengan ke babak penyisihan berikutnya dengan nilai
equity yang tidak masuk akal. Di babak penyisihan pertama, semua
peserta memulai dengan rekening awal $10,000. Dan itu adalah uang
pribadi masing-masing peserta. Yang mengikuti babak penyisihan
pertama ada empat ratus lebih peserta yang berasal dari kelima
wilayah di Negeri Nusantara. Aturan untuk lolos kebabak berikutnya
adalah equity harus meningkat minimal sekian persen (tertentu).
Ketentuan kenaikan minimal tiap babak penyisihan berbeda. Dari babak
penyisihan 1 ke babak berikutnya, equity harus naik minimal 30% dari
modal awal. Dari babak penyisihan2 ke babak berikutnya, equity harus
naik minimal 40% dari perkembangan modal terakhir babak 1. Babak
berikutnya minimal naik 50%, lalu naik 60%, lalu naik 70%, dan dari
babak penyisihan 6 ke babak final equity harus naik minimal 100% dari
modal terakhir. Di babak final, tidak ada ketentuan equity harus naik
minimal sekian persen, yang terbanyak equitynya adalah pemenang dan
berhak mendapat gelar “King of Trader”. Waktu trading setiap
babak dalam sehari hanya 6 jam, mulai pukul 12.00 – 18.00. Diluar
jam itu tidak boleh ada transaksi dan tidak boleh ada posisi kontrak
yang belum dilepas. Peserta bebas memakai strategi apapun, bahkan
strategi gambling pun diijinkan. Dari Di babak penyisihan pertama
satu minggu yang lalu, equity kelima finalis rata-rata naik di atas
50%. Dan di babak final ini rata-rata equity mereka sudah naik di
atas $130,000 padahal market yang dipertandingkan berbeda-beda.
Babak
penyisihan pertama trading di gold Locco London, kedua di forex
(USD-JPY), ketiga di Hangseng indeks, keempat di Nikkei indeks,
kelima di Kospi indeks, keenam di forex (GBP-USD), dan babak final di
gold Locco London lagi.
Dari kelima peserta, tiga diantaranya
punya basic pernah bekerja di perusahaan pialang sebagai konsultan.
Sedang dua belum pernah menjadi konsultan di perusahaan pialang.
Mereka mengawali bidang trading sebagai pemodal / investor yang
dibantu konsultan. Sehingga dari waktu kewaktu kemampuan trading
mereka meningkat pesat melebihi konsultan mereka. John Jupri dan Ken
Drogba pernah menjadi konsultan di sebuah perusahaan pialang terbesar
di Nusantara. Dari tiga finalis baru, hanya Sucokro yang pernah
bekerja di perusahaan pialang, sedang Bandi Sujarwo dan Opak Gordon
basic nya adalah pengusaha pabrik dan eksportir. Opak Gordon yang
seorang pengusaha muda di Wilayah Sumatera adalah anak ke-2 dari sang
Dewa Trading Sora Andaka. Dia anak dari istri kedua Dewa Trading.
Paijo yang hanya lolos sampai babak penyisihan ketiga dan gagal ke
babak keempat, mengikuti perkembangan kompetisi itu sampai selesai.
Setelah pertandingan yang sangat seru, dan melalui aksi-aksi trading
yang tidak masuk akal, babak final dimenangkan oleh Sucokro dari
Wilayah Kalimantan. Dan gelar “King of Trader” 2034 disabet oleh
Sucokro. Sucokro di periode 2029 hanya mampu melaju sampai babak
penyisihan ke-6. Paijo tidak menyangka kalau yang berhasil menjadi
King of Trader periode 2034 adalah Sucokro, orang yang dikenalnya
waktu ngopi dimalam hari setelah Paijo tersingkir di babak ke-3. Dia
merasa beruntung karena malam itu dia bertukar no hp. Dan saat itu
dia berjanji harus bisa menemui Sucokro “King of Trader” untuk
menambah ilmu tradingnya.
Dua minggu setelah kompetisi king of
trader, paijo memberanikan diri untuk menghubungi Sucokro lagi.
Beberapa hari sebelumnya Paijo sudah menghubungi Sucokro sampai lima
kali tapi Sucokro selalu sibuk. Maklum setelah menjadi King of
Trader, Sucokro menjadi terkenal seperti artis top. Paijo menekan no
hp King of Trader dengan harapan bisa ketemuan. Paijo mendengar nada
sambung beberapa kali dan tiba-tiba telponnya diangkat oleh Sucokro.
“Hallo, selamat sore. Ini Joe ya? Wah gimana kabarnya?”. Paijo
senang sekali karena telponnya diangkat, dan kedengarannya Sucokro
lagi sangat santai. “iya benar. Ini Joe Paijo yang ngobrol dengan
anda pada malam babak ke-3 dulu”. “oh iya iya, aku masih ingat
kok. Maaf ya beberapa hari ini aku sibuk sekali. Mungkin gara-gara
identitas baruku sebagai King of Trader. Ngomong-ngomong ada apa
nih?”. Dengan yakin Paijo mengutarakan tujuannya “ehmmmm.....,
saya mau ketemuan dengan anda. Mau ngobrol, ngobrol tentang trading.
Waktunya terserah anda saja, saya tahu anda sangat sibuk. Saya
benar-benar tertarik dengan kecepatan anda dalam menganalisa dan
mengambil tindakan sewaktu trading. Saya sampai heran bagaimana anda
bisa melakukan semuanya dengan cepat tanpa ada kesalahan yang fatal.
Biasanya kalau saya menggunakan keputusan cepat, kebanyakan jadi
kesalahan fatal. Begitu mas Cokro”. “oh begitu ya, kebetulan
minggu besok aku longgar dan mau mancing di daerah Kediri Jawa Timur.
Tepatnya di pemancingan Rame-Jaya di pinggir sungai brantas.
Bagaimana, kamu bisa ke tempat itu besok pukul 08.15?”. Tanpa
berpikir panjang lagi, Paijo langsung menjawab “iya iya saya bisa
mas. Terima kasih. Selamat sore”. “selamat sore juga. Sampai
ketemu besok”.
Besok paginya Paijo langsung terbang ke
Kediri pake pesawat jam 6.30 pagi dari Surabaya. Dan pukul 7.15,
Paijo sudah mendarat di Bandara Kediri. Dia memanggil taksi dan
langsung meluncur ke tempat tujuan. Pukul 7.45 paijo sudah sampai di
tempat pemancingan. Di situ sudah banyak orang yang mancing. Pukul
8.00 akhirnya paijo ketemu dengan Sucokro The King of Trader. Sucokro
datang di kawal oleh dua body guard yang bertubuh tegap dan berambut
cepak. Kedua body guardnya tersebut memakai celana jeans biru, kaos
hitam dan jaket kulit cokelat. Paijo langsung mendatangi Sucokro dan
bersalaman sebentar sebelum menuju ke salah satu tempat memancing.
Akhirnya mereka berdua ngobrol sambil memancing. “oh ya Joe,
ngomong-ngomong sudah berapa lama kamu mengenal dunia trading?”.
“saya di trading sudah hampir enam tahun. Empat tahun diperusahaan
pialang, dan dua tahun trading sendiri. Kalau mas Cokro sendiri sudah
berapa tahun di dunia trading?”. “saya sudah sembilan tahun
lebih di dunia trading. Enam tahun di perusahaan pialang, tiga tahun
lebih trading sendiri. Joe, kamu kalau trading biasa lebih
condong memakai analisa teknikal apa analisa berita? Atau dua-duanya
seimbang?”. “Saya biasanya sih memakai dua-duanya. Tapi ketika
pada hari itu di kalender ekonomi tidak akan ada berita penting yang
berpengaruh ke market, saya Cuma menggunakan analisa teknikal”.
Lalu paijo menghisap rokoknya sebentar dan bertanya ke Sucokro “Kalau
boleh tahu Mas Cokro biasanya memakai teknikal apa? Soalnya saya
lihat di final kompetisi yang lalu, sepertinya Mas Cokro sangat cepat
dalam mengambil keputusan beli ataupun jual?”. “Oh masalah itu?
Kamu jangan terjebak dengan pemikiran bahwa ada analisa
teknikal yang sangat bagus, yang keakuratannya hampir sempurna atau
mendekati 99,99%. Kalau kamu masih berpikiran seperti itu, kamu tidak
akan bisa terus berhasil. Mungkin kamu akan berhasil dalam beberapa
waktu, tapi pada saatnya kamu juga pasti akan jatuh dan kalau
jatuhnya sangat keras, kamu bisa menjadi tidak punya apa-apa lagi.
Kebetulan aku sudah pernah mengalami jatuh sampai bangkrut sekitar
tiga tahun yang lalu”. “maksud mas Cokro?? Saya kurang paham
dengan kata-kata mas Cokro tentang tidak adanya analisa yang bagus.
Jadi pada dasarnya trading itu tetap pakai “feeling” kita?”.
“bukan begitu juga. Tapi untuk benar-benar bisa memahami
masalah trading, prosesnya sangat panjang. Bahkan banyak orang yang
berusaha memahami masalah trading tapi tidak pernah berhasil.
Paling-paling mereka hanya memahami sebagian saja atau kulitnya saja,
tapi merasa sudah memahami semuanya”.
“Ngomong-ngomong
setelah Mas Cokro jatuh bangkrut dulu, bagaimana caranya Mas Cokro
bisa menjadi seperti sekarang?. Kebetulan setelah lama saya menjadi
Konsultan, tetap saja masih ada beberapa klien saya yang mengalami
kerugian di trading ini. Walaupun tidak banyak, tapi itu sudah
menujukkan sebenarnya saya masih belum benar-benar memahami trading”.
“Begini joe, aku sendiri merasa hanya tahu sebagian tentang
trading. Karena sebenarnya masih banyak yang belum aku pahami tentang
trading. Aku dulu bisa bangkit karena sempat bertemu seorang pertapa
yang bijaksana di daerah Pacet Mojokerto. Kamu tahu kan daerah
pegunungan pacet? Kebetulan orang tuaku tinggal di jawa sejak
delaoan tahun lalu. Sedang aku tetap tinggal di Kalimantan. Jadi aku
sering pulang-pergi Jawa-Kalimantan. Waktu itu untuk mengurangi
stress ku akibat trading, aku pergi memancing ke daerah Pacet.
Kebetulan waktu itu dia juga sedang memancing dan memilih tempat di
dekatku. Lalu kami ngobrol panjang lebar dan aku jadi memahami
sesuatu, tepatnya memahami diriku sendiri. Dari situlah aku sadar
kalau kuncinya ada pada diriku sendiri”. “wow, cerita
yang menarik. Kalau boleh tau siapa nama orang tua tersebut?”. “Dia
bilang dia biasa dipanggil orang daerah situ dengan sebutan Begawan
Kuro Djowo. Karena dia suka memelihara kura-kura di rumahnya, dan
katanya kura-kuranya sangat banyak”. Lagi asik mengobrol sambil
mancing, tiba-tiba telpon Sucokro berdering. Sucokro langsung
mengangkat telponnya. Paijo masih asik menunggu pancingnya sambil
merokok. Setelah menerima telpon, Sucokro bilang ke Paijo kalau dia
ada urusan mendadak dan harus segera pergi. “Joe, maaf ya.
Sepertinya aku harus segera pergi karena ada milyader dari Jakarta
yang bernama Mr Sentanu minta segera ketemu aku. Mungkin lain kali
kita kita bisa teruskan obrolan kita”. “Iya mas Cokro. Terima
kasih banyak atas waktunya dan ilmunya. Mudah-mudahan sukses”.
“terima kasih joe”. Lalu Sucokro segera pergi meninggalkan tempat
itu bersama kedua body guardnya.
Setelah Sucokro King of Trader pergi,
Paijo punya ide. Mumpung lagi berada di Kediri, dia akan pergi ke
daerah Pacet sebelum balik ke Surabaya untuk mencari Begawan Kuro
Djowo. Akhirnya dia pergi naik bis kota ke daerah Pacet. Setelah
hampir satu setengah jam perjalanan, akhirnya Paijo sampai di
terminal Mojokerto. Dari situ di naik taxi ke daerah Pacet. Sekitar
45 menit perjalanan, Paijo sampai dilereng pegunungan daerah Pacet.
Paijo turun di tempat salah satu pangkalan ojek daerah pacet. Dia
tanya ke para tukang ojek di situ dimana letak rumah Begawan Kuro
Djowo. Tapi mereka tidak ada yang tahu. Para tukang ojek itu
menanyakan alamatnya di desa apa? Tapi Paijo tidak tahu. Dia coba
menelpon Sucokro, tapi tidak diangkat. Setelah empat kali telpon
tidak diangkat, dia kirim sms dengan harapan dapat dibalas dan
diberitahu nama desa tempat tinggal sang begawan. Tapi sampai 15
menit tidak ada jawaban. Tiba-tiba Paijo ingat sesuatu dan bertanya
tempat pemancingan yang sering dikunjungi oleh orang luar kota.
Beberapa tukang ojek tahu tempat itu. Yang paling sering dikunjungi
orang luar kota ada tiga tempat. Pertama di Desa Ubalan, kedua di
Desa Padusan, dan ketiga di Desa Claket. Lalu paijo merasa dia harus
ke daerah Claket. Setelah tawar menawar ongkos ojek, akhirnya Paijo
diantar ke Claket, tepatnya ke pemancingan umum. Dia meminta si
tukang ojek menunggu sebentar. Paijo bertanya ke seorang penduduk
setempat apa ada orang di daerah itu yang bernama Begawan Kuro
Djowo?. Dan penduduk itu bilang kalau Sang Begawan lagi di lapangan
desa sebelah timur. Lalu Paijo segera menemui si tukang ojek yang
mengantarkannya dan membayarnya. “Bapak bisa meninggalkan saya di
sini. Karena kemungkinan saya akan lama di sini”. Setelah
mengucapkan terima kasih ke tukan ojek, si tukang ojek segera pergi
meninggalkan tempat itu.
Setelah sampai dilapangan tersebut,
Paijo cukup kaget karena di situ suasananya sangat ramai. Banyak
orang berkerumun melingkar sambil berteriak-teriak. Paijo mendekati
kerumunan itu dan masuk diantara kerumunan. Ternyata mereka semua
sedang menyaksikan adu ayam. Kedua ayam bertarung dengan saling
bergantian menyerang. Kalau bahasa jawanya saling “ngablok”.
Beberapa saat kemudian salah satu ayam lari menghindari pertarungan.
Dan tiba-tiba orang berkumis dan berkaca mata hitam yang ada di
sebelahnya berteriak keras “jancuk...!!! kalah lagi aku!!!”
sambil membanting topi koboi nya yang berwarna cokelat ke tanah.
Orang yang berteriak tampaknya orang kaya. Arlojinya saja rolex
daytona emas yang harganya sekitar Rp 150 juta-an. Memakai gelang
rantai dari emas yang beratnya mungkin lebih dari 100 gram. Dan
memakai sebuah cincin dengan mata batu ruby yang cukup besar sebesar
biji asam. Dengan iseng, Paijo bertanya kepada orang kaya tersebut.
“memang kalah berapa bos??”. “kalah 90 juta rupiah” jawab
orang kaya tersebut sambil menoleh ke arah Paijo. Paijo agak kaget,
karena ada orang ‘sinting’ yang taruhan adu ayam sampai 90 juta.
“itu sekali taruhan bos??”, tanya Paijo. “tidak, aq tadi kalah
dua kali. Yang pertama aku kalah 30 juta, yang kedua barusan aku
kalah 60 juta. Maksudku sih aku mau mendapatkan uangku yang kalah
tadi sekalian mengambil duit orang tua sialan itu!” jawab si orang
kaya sambil menunjuk orang tua berpakaian kusam yang berkumis serta
berjenggot tebal tidak beraturan. Orang tua tua yang ditunjuk hanya
tersenyum sambil melambaikan tangannya. “Jancuk, dia meledekku
lagi!!”. Lalu tiba-tiba orang kaya yang memakai jeans biru dan kaos
oblong abu-abu mengambil topinya yang dibanting tadi dan berteriak
“hei Kuro Djowo!!! Lain kali kita taruhan lagi. Jangan keburu mati
dulu...!!!”. orang tua yang diseberang lingkaran menjawab “santai
aja bos. Kapanpun kamu mau taruhan, aku siap....”. mendengar kata
‘KURO DJOWO’, paijo langsung tanggap. Dia lalu bertanya kepada
orang kaya yang baru kalah taruhan, “Bos, dia itu begawan Kuro
Djowo ya??”. “iya benar. Dia memang Begawan Kuro Djowo. Tukang
judi dari daerah sini yang sangat sulit untuk dikalahkan” jawab
orang kaya itu sambil pergi menuju mobil hammer hitamnya yang
diparkir di pinggir lapangan.
Setelah orang-orang bubar karena
pertunjukan adu ayamnya sudah selesai, Paijo segera mendekati Sang
Begawan. Setelah dekat, paijo memperkenalkan diri dan bersalaman.
“Benar, dengan Begawan Kuro Djowo? Saya Roberto Paijo, biasa
dipangil Joe”. Dengan tersenyum, sang Begawan menjawab “iya,
benar. Ada yang bisa saya bantu?”. “begini Begawan, saya kenalan
Sucokro yang baru memenangkan gelar King of Trader 2034. Waktu saya
ngobrol-ngobrol tentang trading, dia menyarankan saya untuk menemui
anda. Katanya anda mungkin bisa membantu saya untuk mendalami ilmu
trading”. “Oh jadi anda ini trader to? Apa ndak salah sampeyan
datang ke sini? Kalau mau belajar trading kan bisa ikut
seminar-seminar trading. Mereka yang mengadakan seminar kan pintar
trading semua?”. “Tapi begawan, dari beberapa seminar yang saya
ikuti, rata-rata mereka Cuma tahu kulitnya saja. Hanya
kebetulan saja mereka pintar ngomong. terus waktu simulasi trading
biasaanya saat itu memang tidak ada agenda/ berita ekonomi yang
penting. Jadi cukup dengan analisa teknikal saja mereka sudah bisa
memprediksi pergerakan harga pasar. Memang sih buat yang belum
pengalaman trading, analisa yang mereka berikan kelihatan hebat. Coba
kalau mereka sudah mengalami gejolak pasar, mereka juga pasti akan
bingung”. Dengan tatapan mata yang tajam, sang begawan
memperhatikan Paijo ngomong. “Aku ini hanya tahu judi adu ayam,
balap merpati, balap keong sama balap kura-kura. Sedikit tahu
beberapa judi kartu remi dan judi dadu. Lha kalau masalah trading aku
tidak terlalu paham”. “tapi kata Sucokro, Begawan mungkin bisa
ngasih saya masukan apa yang harus saya lakukan?”. “Bagaimana kalau
kamu aku ajari menganalisa ayam yang mau bertarung? Walaupun kamu
tidak tahu bagaimana ayam tersebut dilatih, namun hanya dengan
memperhatikan kedua ayam yang akan bertarung saat itu, kamu sudah
bisa memperkirakan ayam mana yang kemungkinan besar akan menang??”.
“Baiklah kalau itu memang menurut begawan bisa bermanfaat buat
saya”. Dengan mengernyitkan dahi, sang Begawan berkata “Tapi aku
tidak bisa mengajarimu tentang trading”. “Tidak apa-apa begawan.
Lagian saya sudah disini, masa tidak dapat ilmu apa-apa. Lagian siapa
tahu nanti saya juga bisa cari tambahan duit dari adu ayam.
Hehehe.....”. mendengar jawaban Paijo, Begawan Kuro Djowo langsung
tertawa. “Ya sudah, ini sudah sore, kamu mandi di rumahku saja.
Lalu istirahat sebentar, nanti malam baru kita ngobrol.
Ngomong-ngomong besok senin kamu tidak kerja?”. “Saya mau bolos
dulu. Refreshing dulu biar gak stress gara-gara ngurusi kerjaan”.
Setelah mandi, Paijo tidur di kamar
tidur khusus untuk tamu.
Rumah begawan memang tidak terlalu besar.
Hanya ada dua kamar tidur dan satu kamar tamu. Dapurnya cukup luas
sehingga suasananya terasa longgar. Begitu juga ruang tamunya,
ukurannya cukup luas dan terdapat meja kaca kotak yang dikelilingi
sofa warna hitam. Di bagian belakang ada kolam besar yang berisi
banyak kura-kura. Malam itu sekitar jam 19.20, paijo terbangun dan
mendengar Sang Begawan ngobrol dengan seseorang. Waktu Paijo
mendengar si tamu berpamitan mau pulang, dia memutuskan menuju ke
ruang depan karena si tamu sempat memanggil ayah. Paijo penasaran
ingin tahu bagaimana anak Sang Begawan. Paijo sangat terkejut begitu
mengetahui kalau yang memanggil ayah kepada Sang Begawan adalah orang
yang sangat terkenal. Dia adalah Opak Gordon, pengusaha muda dari
wilayah Sumatera yang menjadi salah satu finalis King of Trader 2034.
Begawan Kuro Djowo segera mengenalkan Opak Gordon kepada Paijo. “Joe,
kenalkan ini anakku Opak Gordon”. Lalu Opak Gordon menyalami Paijo
dan menyebutkan namanya. Dengan rasa yang masih tidak percaya bisa
bertemu salah satu Pengusaha muda tersukses di Nusantara, Paijo
membalas menyebutkan namanya. Lalu Opak gordon berjalan meninggalkan
Begawan dan Paijo menuju mobil sport mazda nya yang berwarna hijau.
Setelah Opak Gordon pergi, Paijo tidak bisa menahan diri untuk
bertanya kepada Begawan Kuro djowo. “Begawan, jadi anda adalah Dewa
Trading yang selama ini menghilang dan menjadi misteri?”. Dengan
tenang Sang Begawan menjawab, “iya benar. Aku memang Sora Andaka
yang dijuluki Dewa Trading”. “Apa Sucokro tahu kalau anda adalah
dewa trading?”. “Dia tidak tahu. Aku dulu suka anak itu karena
dia ada bakat dalam menganalisa suatu hal. Terutama waktu dia memilih
tempat untuk memancing di kolam pancing dekat sini. Aku tahu tempat
itulah banyak ikan berkumpul, jadi aku juga duduk di dekatnya waktu
memancing. Orang biasa tidak akan bisa menentukan tempat itu kecuali
kebetulan. Aku tahu betul kalau dia memilih tempat itu dengan sengaja
dan saat itu dia dalam keadaan stress. Dan hanya sedikit orang
yang dalam keadaan stres atau tertekan masih bisa menganalisa dengan
baik”. “lalu apa Begawan tidak takut kalau aku akan
menyebarkan berita “Dewa Trading berada di Pacet Jawa Timur?”.
“Sejak melihatmu tadi sore, aku tahu kamu bukan orang seperti itu.
Aku tidak hanya bisa menganalisa harga pasar, aku juga bisa
menganalisa seseorang walaupun baru pertama kali bertemu”. “Menurut
Begawan, apa aku bisa menjadi seorang King of Trader seperti
Sucokro??”. “Hahahaha......,tentu saja bisa. Semua orang bisa
menjadi King of Trader jika bisa menemukan kelebihannya sendiri dan
bisa memanfaatkannya secara optimal”.
Semakin malam obrolan Sang Begawan dan
Paijo semakin serius dan mendekati intinya. Sambil memperhatikan
Paijo yang serius mendengarkan setiap wejangannya, Begawan menarik
nafas panjang dan berkata, “sebenarnya inti dari trading itu
adalah penguasaan diri kita sendiri. Jika kita bisa menguasai emosi,
selalu disiplin dan selalu tenang dalam situsai separah apapun, maka
kita bisa menjadi Trader yang hebat”. “jadi menurut
begawan, kita harus menguasai diri kita dulu?”. “Benar sekali
katamu Joe. Untuk bisa menjadi seorang trader handal, kita
harus mengenali tingkat kemampuan kita ada dimana?”. Dengan
ragu-ragu paijo bertanya, “Maksud begawan, tingkat yang seperti
apa? Apa ada kelas-kelasnya seperti sekolah SD, SMP, SMA, Sarjana
begitu....?”. “Persis seperti yang kamu ucapkan itu. Dari
pengalamanku sebagai trader, ada tingkatan-tingkatan yang dulu pernah
kulalui. Dan kamu harus tahu tingkatan-tingkatan itu, selanjutnya
kamu harus tahu kamu berada di tingkatan mana. Jadi kamu akan tahu
bagaimana caranya untuk meningkatkan kemampuanmu. Kalau kamu tidak
tau dimana posisimu saat ini, kamu tidak akan pernah bisa menjadi
seorang ahli trading. Yang ada kamu akan membenci trading seperti
yang terjadi pada sebagian besar orang yang pernah mencicipi
trading”.
Selanjutnya Sang begawan menjelaskan
tingkatan-tingkatan seorang trader. Pada dasarnya orang yang mengenal
trading dan mencoba melakukan trading baik sebagai konsultan ataupun
trader murni, pasti memulai dari tingkat awal dan berlanjut ke
tingkat berikutnya.
Pemula. Di
tingkat ini, seseorang sudah mengenal trading baik melalui seminar
ataupun penjelasan dari teman dan dari karyawan perusahaan pialang.
Mereka sudah mengetahui beberapa analisa teknikal dan analisa
berita. Sudah melakukan simulasi beberapa kali dan berhasil untung.
Begitu trading sungguhan, hasilnya kadang untung kadang rugi.
Sesekali dia bisa untung yang cukup besar. Tapi dia tidak sadar jika
itu hanya keberuntungan pemula saja. Tapi pada akhirnya dia selalu
mengalami kerugian. Jumlah transaksi ruginya jauh lebih banyak dari
transaksi untungnya. Dari sekitar 100 ribu orang pemula di bidang
ini, sebagian besar rugi dan menyimpulkan kalau trading itu lebih
banyak gamblingnya. Bahkan sebagian besar trauma dan tidak mau
trading lagi. Dari 100 ribu orang di tingkat pemula, hanya sekitar
1000 orang saja yang akhirnya sadar kalau dia sebenarnya tidak bisa
trading. Tapi dia mau belajar lebih dari kesalahannya dahulu.
Amatir. Di
tingkat ini mereka sudah sadar kalau sebenarnya mereka belum bisa
trading. Akhirnya mereka mulai belajar lebih serius dari buku-buku
trading dan analisanya, melalui seminar-seminar dan pelatihan
trading, ataupun melalui internet. Mereka mulai sering diskusi
dengan orang-orang yang dianggap punya kemampuan lebih dalam
trading. Dan mereka mulai menemukan kombinasi analisa hasil
pengamatan mereka sendiri. Ilmu ini bisa dibilang temuan mereka.
Mereka mulai menggunakan analisa “temuan” mereka sendiri. Dan
mereka sering untung. Mereka mulai meningkat target untung mereka
karena pede dengan analisa “temuannya”. Tapi ketika ada berita
yang tak terduga dan tidak sesuai prediksi, posisi transaksi mereka
kacau balau karena kurang sigap dalam management resiko. Sebagian
besar orang-orang dilevel ini kapok trading dan menyimpulkan bahwa
trading itu sangat susah dan cepat atau lambat pasti mengalami
kerugian. Dari 1000 orang di tingkat amatir ini, hanya sekitar 100
orang saja yang sadar kalau trading itu bukan masalah teknikal,
fundamental, dan manajemen resiko saja. Tapi kondisi mental yang
tenang, dan disiplin juga sangat penting. Banyak Konsultan
perusahaan pialang yang berada di posisi ini.
Profesional. Di
tingkat ini, mereka sudah mulai faham dan sadar kalau dalam trading
selain harus menguasai teknik, juga harus menguasai mental. Mereka
mulai melatih mental mereka agar disiplin, tidak tamak (greedy),
selalu tenang dalam situasi harga pasar yang tidak menentu. Mereka
hanya masuk pasar kalau peluang untungnya jauh lebih besar. Itupun
dengan target untung yang kecil, yang penting bisa liquid. Mereka
sangat menghindari gambling. Dalam satu bulan untung mereka tidak
banyak. Mereka juga mengalami rugi, tapi ruginya masih lebih kecil
jika dibanding untungnya. Sebagian konsultan perusahaan pialang juga
berada di tingkatan ini. Di tingkatan ini mereka lebih fokus melatih
emosi dan kedisiplinan mereka terhadap trading. Perasaan tamak /
greedy sudah mulai bisa mereka kurangi. Mereka menarget untung besar
jika peluangnya memang benar-benar di atas 80%. Dari sekitar 100
orang di level ini, hanya sekitar 20 orang saja yang menyadari bahwa
tidak ada analisa yang mencapai 100%. Dan dia menyadari tidak ada
satu manusiapun yang mampu memprediksi pergerakan harga 5 detik
kedepan.
Ahli. Di tingkat
ini, mereka benar-benar memahami kalau tidak ada seorangpun yang
bisa mengetahui dengat tepat apa yang akan terjadi 5 detik kemudian.
Tapi dia sudah berhasil menguasai dengan hampir sempurna 1 atau 2
indikator saja. Dia sudah tidak perlu banyak indikator untuk ambil
keputusan trading. Dia juga sudah berhasil menggabungkan secara
cerdas dan akurat: kemampuan membaca indikator + management resiko +
ketenangan diri. Strategi transaksi / trading nya hampir selalu
untung. Bahkan ketika terjadi berita tak terduga yang mempengaruhi
market secara signifikan, dia bisa meminimalkan resikonya dengan
sangat baik sehingga kerugiannya sangat minim. Trader-trader dilevel
ini banyak dipakai oleh orang-orang terkaya dan tarifnya sangat
mahal. Mereka biasanya sudah tidak bekerja diperusahaan pialang
lagi. Dan rata-rata sudah memiliki segalanya dalam artian materi
sudah bisa dia miliki hampir semuanya baik yang berupa rumah mewah,
apartemen mewah maupun mobil mewah. Dari sekitar 20 orang di level
ini, hanya sekitar 4 orang saja yang mampu mengembangkan intuisi
tradingnya menuju kesempurnaan dan maju ke tingkat berikutnya.
Master. Di
tingkat ini, tradingnya sudah memakai intuisi yang berhasil dia
dapatkan setelah bertahun-tahun belajar dan mengalami sendiri
bagaimana trading itu, bagaimana situasi-situasi yang mungkin
terjadi dalam sebuah trading. Bagi mereka trading sudah bukan hal
yang rumit lagi, melainkan sudah menjadi jalannya. Mereka mau target
untung besarpun, sudah bukan masalah lagi bagi mereka. Karena
intuisi trading mereka sudah sangat kuat dan hampir tidak pernah
keliru. Mungkin dari 100x trading, hanya sekali atau dua kali saja
intuisi mereka meleset. Sekarang untuk masalah materi bukanlah
masalah lagi bagi mereka. Mereka bisa membeli barang apa saja yang
mereka inginkan. Bahkan diantara mereka sudah mampu membeli beberapa
pulau kecil. Membeli rumah mewah, apartemen mewah, mobil-mobil
mewah, wanita muda dan cantik sudah biasa bagi mereka. Dari sekitar
4 orang yang berada di tingkat ini, hanya satu yang bisa menuju
tingkat berikutnya yaitu Dewa Trading.
Dewa Trading.
Ditingkat ini, trading sudah bukan misteri lagi baginya. Dia
sudah tidak tertarik dengan yang namanya trading karena sudah tidak
ada tantangannya. Bahkan uang dan segala materi yang mewah-mewah
sudah tidak membuatnya tertarik karena dia sudah bisa mendapatkannya
dengan mudah. Jadi ketika dia melepas semua hartanya sekalipun, dia
tidak masalah dan tidak merasa kehilangan sedikitpun. Dia lebih suka
menjalani hidup sebagai manusia biasa, makan di warung sederhana,
mencari ikan dengan cara memancing, bermain catur dengan
master-master catur jalanan (bisa tukang becak, tukang batu, ataupun
master catur yang suka nongkrong di warung), ngadu ayam, ngadu
jangkrik, judi balap merpati dan lain-lain.
“Jadi begitu
Joe, tingkatan-tingkatan seorang trader. Kunci penting untuk
mempelajari trading adalah kamu harus mengetahui level mu ada dimana?
Kalau kamu tidak menyadari kamu ada di tingkatan mana, kamu akan
kesulitan mengembangkan kemampuan dan strategi trading yang kamu
miliki”. Paijo yang sudah menyimak dengan sangat fokus,
akhirnya berkomentar, “waduuuh, aku gak mau jadi Dewa Trading kalau
begitu. Soalnya kelihatan mengenaskan begitu kehidupannya. Mending
jadi master trading saja. Hehehehe......”. Mendengar komentar
Paijo, Begawan Kuro djowo tertawa “hahahaha......., kalau kamu
mencapai tingkat Master trading, pasti tidak lama setelah itu kamu
akan bosan. Dan kamu Cuma akan punya dua pilihan: yang pertama kamu
akan bunuh diri karena bosan hidup di dunia karena semua sudah kamu
miliki. Dan yang kedua kamu memutuskan terus hidup dengan cara
memulai dari awal lagi yaitu tidak mempunyai apa. Kamu akan merasa
dilahirkan kembali..... hehehehe..... Kamu boleh percaya kata-kataku,
boleh juga tidak percaya. Tapi tidak ada salahnya juga sih kalau kamu
ingin memiliki segala materi di dunia ini sebelum kamu dipanggil Yang
Maha Kuasa karena hidup kita Cuma sekali”. “Hahahahaha....., anda
benar. Begawan benar-benar sip pokoknya. Masa hidup Cuma sekali tapi
tidak pernah merasakan kesenangan-kesenangan dunia.......”. Mereka ngobrol
sampai hampir tengah malam. Menjelang pergi tidur, Paijo sempat
mengajukan pertanyaan yang terlupa, “Maaf Begawan, kalau boleh tau
keinginan terbesar Begawan sekarang apa???”. Dengan santai dan
tersenyum Sang Begawan menjawab “menjadi Dewa Judi Adu Ayam.....”. dan
Sang Dewa Trading pun masuk kamarnya untuk istirahat......
Senin paginya
Paijo berpamitan untuk kembali ke Kota Surabaya. Sebelum Paijo pergi,
Sang Begawan berpesan kepada Paijo, “Kalau kamu benar benar ingin
mendalami trading, kamu bisa mulai mencari para master trading.
Mereka biasanya menguasi satu atau 2 analisa tertentu yang
benar-benar mereka kuasai dengan sempurna. Bahkan banyak kemampuan
mereka dalam menggunakan indikator yang lebih hebat dibanding aku”.
Paijo terkejut mengetahui kalau banyak orang hebat diluar sana. “Ya,
aku rasa aku harus berusaha mencari mereka untuk memperoleh ilmu
trading dari mereka.....”. setelah mencium tangan Sang Begawan,
Paijo pergi menuju pangkalan tukang ojek terdekat. Dan dimulailah
petualangan Paijo mencari para master trading...................
Bersambung.........................
hehehehe..........